SEJARAH MASJID AT-TAQWA

Masjid Attaqwa didirikan pada tahun 1998 secara swadaya oleh warga Vila Pamulang. Khususnya di prakarsai oleh para tokoh masyarakat di RT.06/19 Kelurahan Pondok Benda., dan diresmikan oleh KH. Bhismar Siregar. SH. Masjid ini sudah beberapa kali di renovasi disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan dan bertambahnya jama'ah maka ukuran bangunannya di per-lebar , Alhamdulillah melalui beberapa tahap pengembangan dan renovasi, pada awal tahun 2010 Masjid At Taqwa sudah bisa gunakan sebagai sarana ibadah dan pusat kegiatan Dakwah & Syiar Islam. Insya Allah tahap berikutnya akan di kembangkan lagi untuk fasilitas perpustakaan, tempat wudhu dan ruangan serbaguna. Kami mengundang kepada para jemaah dan masyarakat sekitar vila pamulang untuk berperan aktif meramaikan dan memakmurkan masjid kita Semoga Allah swt melimpahkan kepada kita keberkahan dari langit dan bumi, tentunya kepada kita, wargaVila Pamulang yang beriman dan bertaqwa. Amin

“ Sesungguhnya rumah Ku di bumi adalah masjid– masjid dan para pengunjungnya adalah orang yang memakmurkannya”.

( HR .Abu Naim )

Sabtu, 11 Desember 2010

MENGAPA KITA MEMBACA ALQUR'AN MESKIPUN TAK MENGERTI SATUPUN ARTINYA ?

By Guz Choy on Wednesday, 20 October 2010 at 15:27

Mengapa Kita Membaca AlQuran Meskipun Tidak Mengerti Satupun Artinya ? 

Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?


Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “. Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah. Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.

Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”. Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.

Semoga  Bermanfaat

Guz Umar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar