BAGAIMANA KITA MEMAHAMI DIRI SENDIRI?
Man arofan nafsahu, fa qod arofa robbahu
( Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal tuhannya)
1. Sejak kapan anda menjadi manusia?
2. Siapa saya ?
3. Siapa yang menciptakan saya seperti ini?
4. Bagaimana wajah saya bisa seperti ini?
5. Buat apa Tuhan menciptakan manusia di muka bumi ini?
6. Dan apa tujuan kita di dunia ini?
Seandainya seluruh manusia dijagad raya ini mengetahui dan memahami dengan sebenar-benarnya dari mana ia berasal, oleh siapa ia diciptakan, bagaimana proses penciptaanya, untuk apa ia diciptakan di muka bumi ini, dan tujuan apa manusia hidup dimuka bumi ini? Pastinya banyak manusia yang berakal akan mensyukuri nikmat penciptaan ini, mereka akan berserah diri, bersujud, takut, bahagia,patuh dan taat kepada yang menciptakannya. Namun sayang seribu sayang, banyak sekali manusia di jagad raya ini tidak mengetahui hal semua ini. Walaupun ada sebagian manusia mengetahuinya tetapi hati (qolbu) mereka tidak dipergunakan untuk memahami tanda-tanda ciptaanNya dan sangat sedikit sekali manusia yang mensyukurinya. Mereka itu seperti binatang ternak, tidak mempunyai akal untuk berfikir. Namun sangat aneh …manusia itu sendiri tidak mau dirinya di bilang binatang ternak? Lalu siapa mereka ? Keledai, Tuyul, Robot, Jin atau Donald Bebek? Auuu ahhh gelaaap …katanya”.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. ( Al A’raaf (7) -179 )
Hai manusia, karena kalian tidak tahu .. makanya BACA, BACA, BACA !!! IQRA, IQRA, IQRA !!! READ, READ, READ !!! dari mana manusia mendapat informasi ini? Tetunya yang menciptakanlah yang akan menjelaskannya. Siapakah? Dia-lah ALLAH SWT yang telah menciptakan kita. Dimana Allah menjelaskannya? Bacalah ..hai manusia, semua penjelasan ini ada di AL QURAN … !!
Manusia diberi akal dan kecerdasan untuk belajar, mencari ilmu, memilih mana yang benar, mana yang salah. Janganlah mengikuti sesuatu yang tidak diketahui dengan jelas. Kita mengetahui dari orangtua kita yang melahirkan kita, kemudian nenek & kakek yang melahirkan orangtua kita. Bagaimana anda bisa mengenal Tuhan anda, kalau anda sendiri tidak tahu siapa anda sebenarnya? Sudah menjadi hal yang biasa, kebanyakan manusia mengikuti apa yang dipercayai oleh orangtua mereka sendiri, bila anda terlahir dari keluarga penganut agama Budha, andapun pasti akan beragama budha, anda terlahir dari keluarga kristiani, andapun menjadi penganut agama Kristen,..dan seterusnya. Seperti seekor gajah tentu akan melahirkan anak gajah bukan seekor anak onta !!!!
Tentunya kita tidak mau disamakan dengan binatang kan? Bersyukurlah kita diberi kelebihan, yaitu AKAL !! oke …bila antum belum berminat membaca atau mencari apa yang tertulis di AL Quran, saya akan berbagi ilmu dan menjelaskan kepada anda secara garis besarnya saja, yang sumbernya di ambil dari Al Quran dan Hadits Nabi ( perkataan, perbuatan nabi yang ditulis oleh para sahabat). Mudah-mudahan ilmu yang saya ketahui yang sedikit ini dapat mendorong anda, menggerakan hati anda, sehingga akal dan hati nurani anda terbuka dan tergerak untuk mempelajari dan mendalami agama ISLAM yang seharusnya menjadi satu-satunya agama bagi umat manusia di jagat raya ini.
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Yusuf (12) -111)
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. (Adh Dhuhaa (93) -7)
.. yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (Az Zumar (39) -18)
Rasulullah saw bersbada :
“ Innama anna basyarum mid luhum “ artinya Sesungguhnya aku adalah basyar (tubus biologis semata) sama seperti kamu.
Ibda binafsika …Mulailah dari dirimu sendiri ..!!!
Who are you ?
ASAL MULA KEJADIAN MANUSIA :
Allah SWT telah menciptakan manusia rohaniah ( insan yang berwujud ruhaniah ) jauh sebelum menciptakan manusia. Perhatikan ayat ini …!!
Allah swt berfirman :
Hal a’taa alal insan hinumminad dahri lamyaku syai’an madkuro
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia (manusia) ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut.
(Al-Insan (76) ayat 1)
Setelah Allah menciptakan mahluk lainnya, malaikat, jin dan alam semesta dan isinya, kemudian Allah swt hendak menjadikan seorang khalifah (wakil) di muka bumi ini yang bertugas mengurus, menjaga dan memelihara alam semesta yang di ciptakannya, yang disebut BUMI. Rencana Allah ini dijelaskan di Al Quran di surat : Al Baqarah (2) ayat 30, ketika itu Allah swt berfirman didepan para malaikat.
Wa idz qola robbuka lil malaaikati inni jailun fil ardhi khalifah…”
“ Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.
Kata Allah kepada Ruh.., wahai ruh-Ku, kamu akan diturunkan ke Bumi.!! Manusia ruh tidak mungkin dijadikan seorang khalifah atau wakil Allah dimuka bumi ini, kalau ia diturunkan ke bumi secara rohaniah saja, bagaimana ia bisa menggerakan sesuatu yang ada dibumi, bagaimana ia bekerja di bumi, bagaimana ia bisa bergerak untuk, mengurus, mengatur dan memelihara bumi? Makan, minum, bekerja, berbicara, menangkal bencana.dll. Oleh karena itu Allah swt membutuhkan dan mempersiapkan sarana fisik yang berupa jasad (tubuh) untuk bisa mengfungsikan insan ruhaniah itu. Maka Allah menciptakan yang namanya manusia yang masih berupa jasad (cangkang/chasing) yang diciptakan dari tanah liat. Kejadian ini terangkan di dalam al Quran di surat Shaad (38) ayat 71:
“ Idz qola robbuka lil malaaikati inni kholiqun basyaram min thiin.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.”
BASYAR ini adalah tubuh fisik atau tubuh biologis kebinatangan atau jasad manusia yang berupa wadah (cangkang). Basyar ini terdiri dari 3 komponen utama.
1. JASAD.
Jasad ini diciptakan oleh unsur-unsur organik (karbon,hidrogen,oksigen dan nitrogen), unsur-unsur ini terdapat di dalam tanah liat.
2. AL HAYYA/HAYYATUN ( Kehidupan )
Di dalam jasad tadi Allah menempatkan ‘Al Hayya’ sesuatu yang hidup atau kehidupan, kalau diterjemahkan artinya NYAWA, setrum atau energi, agar jasad tadi bisa hidup. Jasad itu seperti bongkahan baterai dan NYAWA itu adalah setrumnya.
3. AL HAWA ( Dorongan/Kecenderungan/Hasrat/Nafsu)
Di dalam jasad Allah menempatkan Al Hawa atau dorongan-dorongan. Yang terdiri dari :
1. Syahwaatul batni (nafsu/hasrat perut) : dorongan makan-minum
2. Syahwaatul farji ( nafsu/hasrat kemaluan) : dorongan sex
3. Syahwaatul kalam ( nafsu/hasrat berbicara) : dorongan untuk bicara
4. Syahwaatul Naum ( nafsu/hasrat tidur ) : dorongan untuk tidur
Setelah jasad manusia tadi (basyar) telah sempurna kejadiaanya, maka Allah swt meniupkan roh insan ke dalam jasad manusia, peristiwa ini di jelaskan di dalam Al Quran di surat Shaad (38) ayat 72. Allah swt berfirman :
Fa idz syawwatuhu wa nafakhtu fihi mirruhi ..”
Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya roh ciptaan-Ku.
Setelah proses kejadian penciptaan manusia ini selesai dengan sempurna, saat itu Allah swt mengutus malaikat Israil untuk datang menjemput dan menyapanya:
Yaa ayyatuhan nafsul muth’mainnah, irji’i ila rabbiki raadiyatam mardiyah, fadkhulli fii ibaadi wad kullii jannatii . (Al Fajr (89)ayat 27-29).
Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku
KESIMPULAN DARI URUTAN PENCIPTAAN DAN KEJADIAN MANUSIA, JELAS SEKALI MANUSIA ITU DIBEKALI AKIDAH, KEIMANAN YANG MERUPAKAN FITRAH MANUSIA SEJAK LAHIR, IA ADALAH SOSOK MAHLUK YANG SUPER BAIK YANG BERTUGAS MENGURUS, MENGATUR DAN MEMELIHARA ALAM SEMESTA INI, NAMUN KENYATAANYA, BANYAK MANUSIA MALAH MERUSAK BAHKAN BANYAK YANG JAHAT?
Sering manusia menyalahkan hawa nafsunya, bahkan sering terdengar kita sedang perang melawan hawa nafsu, pokonya yang disalahkan adalah HAWA NAFSU dan kebanyakan manusia kalah perang melawan hawa nafsu ini, akibatnya manusia tunduk, menyerah dan mau memperturutkan hawa nafsunya.
Pertanyaanya, mengapa hawa nafsu itu bisa mengalahkan kita, dan kenapa Allah swt menempatkan al hawa atau hasrat/hawa nafsu ini di tubuh biologis manusia ini?
AL HAWA atau hasrat/dorongan/hawa nafsu ini sebagai suatu mekanisme untuk menjaga kelangsungan bagi kehidupan manusia, sebagai mekanisme untuk recovery & survival. Contoh, ketika manusia atau tubuh sudah kekurangan cairan, maka ada dorongan untuk minum, ketika tubuh kekurangan kalori, maka timbul dorongan untuk makan, ketika tubuh lelah dan capai maka ada dorongan untuk tidur, ketika tubuh sudah saatnya menua dan tidak berfungsi dengan baik dan saatnya mati, maka muncul dorongan untuk melakukan reproduksi, yaitu membangun keturunan. Mau tidak mau hawa nafsu ini harus ada dalam diri manusia, lalu siapa yang salah?
Hawa nafsu itu tidak jahat dan tidak boleh dihilangkan atau dirusak begitu saja di dalam jasad manusia. Itu sudah tersusun dan tercetak sebagai komponen dalam jasad manusia. Ini adalah fitrah manusia yang di design dan diciptakan maha sempurna oleh Allah swt, yang seharusnya dengan keempat dorongan–hawa nafsu itu manusia bisa menjadi mahluk yang super baik di jagat raya ini.
Sumber malapetaka dan kesalahan manusia adalah lupa kepada perjanjiannya dengan Allah swt. Sebelum manusia rohani ini ditiupkan olen-Nya ke dalam jasad manusia, Allah swt mengambil perjanjian dengannya, Allah swt berfirman : ALASTU BI RABBIKUM ? Apakah aku ini Rabb-mu? Mereka menjawab : BALA SYAHIDNA (kami bersaksi bahwa engkau adalah Rabb kami).
Manusia lupa bahwa dalam dirinya itu bukan hanya jasadnya saja yang ada dan perlu di jaga dan dipelihara, tetapi ada satu mahluk yang bernama Insan Ruhaniah, yaitu RUH yang mempunyai sifat-sifat Allah yang dulu ditiupkan kedalam jasad manusia. Tidak ada keseimbangan antara jasmani dan ruhani, manusia lebih menina bobokan yang zhahir saja, sesuatu yang terlihat, sementara Ruh ini kelaparan, kehausan, lemah tidak berdaya, ruh ini ditinggalkan begitu saja oleh manusia.
Manusia sibuk memelihara jasmaninya (jasadnya alias cangkannya) dengan kenikmatan dunianya, tangan dihiasi dengan jam tangan yang bermerek, kaki dihiasi dengan sepatu yang mahal, tubuh dihiasi dengan pakaian yang indah, perut dipenuhi dengan makanan-makanan tidal halal atau haram.dll. Sementara Ruh itu sendiri membutuhkan suplai makanan yang berupa dzikir kepada Allah, sholat, puasa, zakat dan amal sholeh, itulah makanan yang dibutuhkan oleh insane ruhaniah tadi.
Akibat dari kelalaian manusia ini, RUH menjadi tidak berfungsi, ia menjadi lemah, oleng dan mati kelaparan, akibatnya hawa nafsu yang ada di dalam manusia itu lebih dominan menguasai tubuh manusia, ia lebih kuat menguasai insan ruhaniahnya, sehingga dengan mudahnya hawa nafsu itu dapat menarik-narik, menyeret nyeret ruhaniah manusia kedalam kemaksiatan, kejahatan. Hawa nafsu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hasrat sex, hasrat makan, hasrat bicara, hasrat tidur menjadi hawa nafsu yang jahat, rakus, curang dan cenderung di gunakan untuk kejahatan, ia tidak mengenal mana yang baik dan yang buruk, mana yang halal dan haram. Nauzubillahi min zalik ….
ALLAH SWT berfirman :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At Tin : 5)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al Mukminun : 12-14)
“Wahai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi ..” (Al Hajj : 5)
“ … Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan ..” (Az Zumar : 6)
Yang dimaksud “tiga kegelapan” dalam ayat di atas adalah kegelapan dalam selaput yang menutup bayi dalam rahim, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam perut. Demikian yang dikatakan Ibnu ‘Abbas,
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (Al Mu’min(40)-67).
Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam (sepenuh telapak tangan) tanah yang diambil dari seluruh bagiannya. Maka datanglah anak Adam (memenuhi penjuru bumi dengan beragam warna kulit dan tabiat). Di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, dan di antara yang demikian. Di antara mereka ada yang bertabiat lembut, dan ada pula yang keras, ada yang berperangai buruk (kafir) dan ada yang baik (Mukmin).” (HR. Imam Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi, berkata Tirmidzi : ‘Hasan shahih’. Dishahihkan oleh Asy Syaikh Nashiruddin Al Albani).
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah. Kemudian menjadi segumpal darah selama itu juga (40 hari). Kemudian menjadi gumpalan seperti sekerat daging selama itu pula. Kemudian diutus kepadanya seorang Malaikat maka ia meniupkan ruh kepadanya dan ditetapkan empat perkara, ditentukan rezkinya, ajalnya, amalnya, sengsara atau bahagia. Demi Allah yang tiada illah selain Dia, sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan ahli Surga sehingga tidak ada di antara dia dan Surga melainkan hanya tinggal sehasta, maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka sehingga ia memasukinya. Dan sungguh salah seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan ahli neraka sehingga tidak ada antara dia dan neraka melainkan hanya tinggal sehasta. Maka telah mendahuluinya ketetapan takdir, lalu ia beramal dengan amalan ahli Surga sehingga ia memasukinya.” (HR. Bukhari 6/303 -Fathul Bari dan Muslim 2643, shahih)
“Sesungguhnya Allah menetapkan takdir-takdir makhluknya lima puluh ribu tahun sebelum menciptakan langit-langit dan bumi.” (HR. Muslim. 2653, shahih)
Kesimpulan : Bahwa Allah Maha Kuasa menciptakan apa saja yang Dia kehendaki. Dia menciptakan manusia pertama dari tanah, sedangkan anak-anak Adam berketurunan dengan nuthfah hingga akhir kehidupan nanti. Dia tempatkan nuthfah dalam rahim ibu dan dijaga oleh seorang Malaikat. Nuthfah ini kemudian pada akhirnya menjadi segumpal daging dan dari segumpal daging terus berkembang hingga menjadi sosok anak manusia kecil yang bernyawa lengkap dengan pendengaran, penglihatan, tangan, dan kaki.
Bersamaan dengan itu telah ditulis ketentuan takdir untuknya, apakah rezkinya lapang ataukah sempit, apakah amalnya baik atau sebaliknya, kapan datang ajalnya dan apakah ia termasuk hamba Allah yang beruntung ataukah yang sengsara. Dari tanah manusia berasal dan pada akhirnya akan kembali menjadi tanah. Mungkin ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua.
Allah SWT, berfirman :
Fa aqim wajhaka liddini hanifah fitro tallahillati fataronnasya alayha. Laa tabdilla likholqillah, dzalika dinnul qoyyimu, walakinna aksyarron nasi la ya lamun. ( Ar Ruum (30)-30).
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada tali agama Allah (islam). Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Rasulullah SAW, bersabda :
Maa min mawluddin illa yullad wa allal fitroh, fa abawahu yuhawwiddanihi, ayyuhafshironihi, ayyummajisanihi. Kamma tantizul bahimatu bahimatan jamm’a. (HR. Bukhari-Muslim)
Tidaklah seorang anak yang terlahir, kecuali terlahir di atas fitrah, maka kedua orangtua-nyalah kelak menjadikan mereka Yahudi, Nasrani dan Majusi. Sebagaimana hewan ternak melahirkan anaknya yang sempurna sesuai dengan jenisnya
Ucapan lainnya :
Kullu mawludin yullad wa allal fitroh, fa innama abawahu yuhawwiddanihi, awwihaf shironihi, awwimmajisanihi.
Semua manusia di ciptakan dalam keadaan fitrah, dan kedua orangtua-nyalah yang membuat mereka menjadi Yahudi, Nasrani dan Majusi.
Hadits qudsi :
Inni kholaqtuibadi hunafa fadz tallak khummus syayatin andinihim.
Sesungguhnya AKU menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan fitrah (lurus & bertauhid), namun kemudian syetan menyesatkan mereka dari agama mereka.
Kannanasu umataw wahidah * Al Baqarah – 213. Manusia itu dulunya umat yang satu.
" Semoga Bermanfaat "
@ Catatan kecil " Guz Umar."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar